Buku ini sedang dalam tahap tinjauan terbuka. Kami ingin umpan balik Anda untuk membuat buku ini lebih baik bagi. Anda dapat memberikan anotasi pada beberapa teks dengan memilihnya menggunakan kursor dan kemudian klik “Beri Anotasi” pada menu pop-up. Anda juga dapat melihat anotasi orang lain: klik tanda panah di sudut kanan atas halaman

2.1 Data Cleaning dan Data Reduction

Data yang tidak bersih, tidak lengkap, atau memiliki skala yang tidak seragam dapat menghasilkan klaster yang tidak akurat dan sulit diinterpretasikan. Oleh karena itu, tahap ini berperan penting dalam memastikan kualitas data sebelum analisis lebih lanjut dilakukan. Dalam analisis klaster, data menjadi bahan utama yang akan digunakan untuk membentuk kelompok-kelompok berdasarkan kemiripan antar data. Jika data yang digunakan memiliki banyak noise atau kesalahan, hasil klasterisasi dapat menjadi tidak valid atau bahkan menyesatkan. Oleh karena itu, pemrosesan data awal bertujuan untuk meningkatkan kualitas data agar analisis dapat dilakukan dengan lebih optimal.

Dalam analisis klaster, pemrosesan data awal adalah tahap yang sangat krusial untuk memastikan bahwa data yang digunakan memiliki kualitas yang baik dan dapat menghasilkan hasil klaster yang valid. Dua aspek utama dalam pemrosesan data awal adalah data cleaning dan data reduction. Data cleaning bertujuan untuk menangani ketidakkonsistenan dalam data, sedangkan data reduction membantu mengurangi dimensi data tanpa kehilangan informasi yang signifikan. Kedua proses ini diperlukan agar analisis klaster dapat dilakukan dengan lebih efisien dan menghasilkan kelompok yang lebih bermakna.

Data cleaning adalah proses membersihkan data dari kesalahan, duplikasi, nilai yang hilang, atau inkonsistensi lainnya. Data yang kotor dapat menyebabkan bias dalam analisis klaster, sehingga langkah ini harus dilakukan dengan cermat. Kesalahan umum dalam data meliputi entri yang salah, format yang tidak konsisten, atau data yang tidak lengkap. Dalam R, berbagai fungsi seperti na.omit(), tidyverse::drop_na(), dan dplyr::mutate() dapat digunakan untuk membersihkan data dengan menghapus atau mengganti nilai yang hilang dengan pendekatan yang sesuai.

Selain menangani nilai yang hilang, data cleaning juga mencakup normalisasi data untuk memastikan skala variabel yang seragam. Variabel dengan skala yang sangat berbeda dapat mendistorsi hasil klaster karena algoritma klaster berbasis jarak, seperti K-Means, sangat bergantung pada skala data. Teknik normalisasi seperti min-max scaling atau z-score standardization sering diterapkan menggunakan fungsi scale() dalam R. Dengan normalisasi, setiap variabel memiliki skala yang sebanding, sehingga proses klasterisasi lebih akurat.

Langkah berikutnya dalam data cleaning adalah menangani outlier, yaitu data yang memiliki nilai ekstrem yang tidak sesuai dengan pola umum. Outlier dapat mengganggu hasil klaster dengan menarik centroid ke arah yang tidak seharusnya. Identifikasi outlier dapat dilakukan dengan metode visual seperti boxplot (ggplot2::geom_boxplot()) atau menggunakan metode statistik seperti IQR (Interquartile Range). Jika outlier ditemukan, opsi penanganannya meliputi penghapusan, transformasi, atau imputasi nilai berdasarkan distribusi data.

Setelah data dibersihkan, langkah selanjutnya dalam pemrosesan data awal adalah data reduction. Data reduction bertujuan untuk mengurangi dimensi data dengan tetap mempertahankan informasi yang paling relevan. Pengurangan dimensi ini sangat penting dalam analisis klaster karena terlalu banyak variabel dapat meningkatkan kompleksitas perhitungan dan menyebabkan fenomena curse of dimensionality, di mana data menjadi terlalu tersebar dan sulit untuk dikelompokkan secara efektif.

Salah satu metode umum dalam data reduction adalah Principal Component Analysis (PCA), yang mengubah variabel asli menjadi sekumpulan variabel baru yang disebut principal components. PCA membantu merangkum informasi utama dalam beberapa komponen pertama, sehingga dimensi data dapat dikurangi tanpa kehilangan terlalu banyak informasi. Dalam R, PCA dapat dilakukan menggunakan fungsi prcomp() dari paket stats atau PCA() dari paket FactoMineR. Hasil PCA dapat divisualisasikan dengan factoextra::fviz_pca_var() untuk memahami kontribusi setiap variabel terhadap komponen utama.

Selain PCA, metode lain dalam data reduction adalah feature selection, di mana hanya variabel yang memiliki pengaruh signifikan yang dipertahankan untuk analisis klaster. Metode ini dapat dilakukan secara manual berdasarkan pemahaman domain, atau secara otomatis menggunakan teknik statistik seperti Variance Thresholding, Correlation Analysis, atau metode berbasis Random Forest dengan fungsi randomForest::importance(). Dengan memilih fitur yang relevan, analisis klaster dapat berjalan lebih cepat dan hasil yang diperoleh lebih interpretable.

Teknik lain dalam data reduction adalah sampling, yang bertujuan untuk mengurangi jumlah observasi sambil mempertahankan pola utama dalam data. Teknik ini berguna ketika data yang tersedia sangat besar dan tidak mungkin dianalisis secara langsung. Sampling dapat dilakukan secara acak (sample() dalam R) atau dengan mempertahankan proporsi karakteristik utama menggunakan metode stratified sampling (dplyr::group_by() dan sample_n()). Dengan teknik ini, analisis klaster dapat dilakukan lebih cepat tanpa kehilangan informasi utama dalam data.

Dengan menerapkan data cleaning dan data reduction, dataset yang digunakan dalam analisis klaster akan menjadi lebih bersih, terstruktur, dan lebih mudah untuk diproses oleh algoritma klasterisasi. Kedua langkah ini memastikan bahwa hasil klaster yang diperoleh lebih akurat dan dapat diinterpretasikan dengan lebih baik. Tanpa pemrosesan data awal yang tepat, hasil klaster dapat menjadi tidak valid atau sulit untuk digunakan dalam pengambilan keputusan. Oleh karena itu, pemahaman dan penerapan teknik ini dalam R sangat penting bagi siapa saja yang ingin melakukan analisis klaster yang berkualitas.